LONDON, I’M COMING
Acara televisi siang ini tak satupun membuatku tertarik. Kalau begini aku pun bingung entah apa yang harus kulakukan untuk menghilangkan kebosanan yang telah meluap ini. Padahal hari ini adalah hari pertama liburan semester. Kyra, Savana, dan Siena sahabat-sahabatku punya rencananya masing-masing untuk mengisi liburan. Sedangkan aku, belum punya rencana apapun. Orang tuaku saja sedang pergi keluar kota, akupun tidak diizinkan untuk ikut mereka. Ya, begitulah orang tuaku yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Namun, aku tidak pernah mengambil pusing tentang hal itu, toh masih banyak orang disekelilingku yang perhatian terhadapku. Beberapa diantara mereka adalah sahabat-sahabatku.
Sebenarnya kemarin sahabat-sahabatku mengajak untuk berlibur dengan mereka, salah satunya Savanna yang mengajakku untuk berlibur ke London, Inggris bersama keluarganya. Namun aku menolaknya, aku merasa tak enak mengganggu acara keluarga mereka. Ya, walaupun rasanya pengen banget kesana. Karena London adalah kota favoritku. Aku berharap suatu saat nanti aku bisa ke sana bersama mama dan papa. Walaupun aku tahu, bagi mereka bersenang-senang bersama keluarga itu tidak terlalu penting, yang penting adalah pekerjaan mereka masing-masing.
Dalam hening lamunanku, tiba-tiba nada dering ponselku berbunyi. Akupun langsung tersentak kaget. Tanpa menunggu lagi, aku pun langsung mengambil ponselku yang terletak di atas meja didepanku. Sekilas aku pun melihat nomor Kyra yang tertera di layar ponselku.
“ Halo, Ra.. Ada apa ? “
“ Gak ada apa-apa sih, Dine. Kangen aja… hehe. Oya, hari ini ada acara gak ? “
“ Acara ? .. gak ada kok. Mang napa ? “
“ Mau ikut gak ke pantai ? “
“ Ke pantai ? Bukannya loe mau liburan ke Singapur ya ?. ”
“ Ke Singapurnya ditunda lusa. Jangan banyak tanya ah, mau ikut atau gak ? Kalau mau ikut, langsung ke rumahku ya sekarang. “ jelas Kyra.
“ Ok lah, tunggu gue ya. Aku segera ke sana. Bye.” Jawabku sambil memutuskan komunikasi.
Kuambil jaket, lalu kusambar kunci dan pergi menuju garasi. Kukendarai mobil mama yang nganggur di sana. Papa dan mama kan lagi keluar kota, jadi aku bisa keluar dan mengendari mobilnya dengan leluasa.

Terik panas saat itu sangat menyengat. Namun tak membuat manusia-manusia di ibukota berhenti beraktivitas meskipun di bawah terik matahari yang mampu membakar kulit. Jalanan macet seperti biasanya. Dipenuhi mobil dari merek ternama ataupun yang sudah tak layak dikendarai. Lalu di depan kulihat pemandangan lain lagi. Pedagang-pedagang kaki lima duduk lesu menunggu pelanggannya. Krisis yang melanda membuat banyak orang hati-hati melakukan pengeluaran, bahkan untuk membeli jajanan pasar. Makanya, pemerintah masih sibuk mengurusi hal-hal seperti itu, termasuk papaku yang menduduki kursi DPR, sehingga papaku gak bisa begitu saja meninggalkan pekerjaan. Sedangkan mamaku adalah seorang PNS yang sering ditugaskan keluar kota.
Setibanya di pantai, aku dan Kyra berjalan-jalan mengelilingi pantai dan memandangi keindahannya. Begitu mempesona pantai ini. Lautnya yang biru, menandakan airnya yang belum tercemar,sedangkan anginnya yang berhembus menusuk dalam pori-pori kulitku. Ditengah-tengah menikmati suasana pantai, sesekali kami berbincang.
“ Oh ya, orang tuamu kan lagi keluar kota, Dine, terus rencanamu mengisi liburan kemana ? “
“ Ya, palingan di rumah aja. Kalau mood shopping atau ke rumah saudara. Ntah lah. “ Jawabku dengan nada tak bersemangat sambil sesekali menendang pepasiran di tepi pantai .
“ Kemarin kami ajak ikut, gak mau. Tapi terserahmu sih. “
“ Iya, gak apa-apa kok. Santai aja. “ Kataku sambil tersenyum.
“ Oya, gue boleh minta bantuan gak ? “ Tanya Kyra dengan nada pengharapan.
“ Bantuan apa ? Buat sahabat apa sih yang gak ? “
“ Beneran ya ? Begini loh ceritanya… Kemarin pas kita lihat majalah-majalah fashion, ada audisi bintang remaja… “
“ Iya, terus… mau minta bantuan apa ? “
“ Gimana ya… sebenarnya gue yakin kalau loe gak bakalan mau. “
“ Maksudnya apa sih ? gak usah pakai basa-basi deh. Kalau gue bisa, pasti gue bantu kok. Tenang aja. “ Jelasku.
“ Gue sebenarnya…”
Namun, sebelum kalimat selanjutnya terucap dari mulut Kyra, seseorang menyapa dari belakang.
“ Kyra… hai… “ Sapa cewek berambut panjang lurus dan berparas cantik.
“ Hai juga, Brianna. “ Balas Kyra.
Sedangkan aku hanya terpaku memandangi mereka.
“ Oh ya, gimana dengan janjimu untuk mengikuti audisi lusa ? “ Tanya Brianna kepada Kyra.
“ Ha, ee..gimana ya ?” Jawabnya dengan nada bingung.
“ Jangan sampai, gak ada calon dari sekolah kalian ya, itu memalukan sekali. Apalagi kalau dia telah mengambil formulirnya, dan malahan berharap kalau dia bisa mengalahkan gue. “ Katanya dengan nada meledek.
“Emm…. Maaf ya, bukannya ingin ikut campur. Tapi apa sih yang sebenarnya kalian perdebatkan.” Alihku.
“ Eh, gue lupa mengenalimu, Dine.Emm… dia ini adalah salah satu… sainganmu di audisi lusa. Namanya Brianna Sanjarez. “ Ceplos Kyra dengan teerbata-bata.
“ Apa audisi ?? maksudnya apaan sih ini. “
Dan seketika itu juga Kyra menginjak kakiku, akupun terlonjak kesakitan.
“ Ouch.. loe apa-apain sih, Ra ? “ Tanyaku dengan nada kesal sambil memegang kaki kiriku yang diinjak Kyra tadi.
“ Gak ada apa-apa kok, Oh ya.. Brianna, bukan gue yang ikut tapi teman gue ini yang akan menjadi saingan terberat loe. Namanya, Andine Fareirra. Ok lah, kalau begitu kami duluan ya. Bye. ” Ucap Kyra sambil menarikku pergi.
Setelah beberapa langkah menjauh, aku pun berusaha melepaskan tangan Kyra yang memegang pergelangan tanganku.
“ Apa sih maksud loe tadi ? pakai acara nginjak kaki segala. “ Kataku dengan muka cemberut.
“ Sorry, Dine. Sakit ya ? Gue gak ada maksud apa-apa. Tadi kan gue bilang kalau gue perlu bantuan loe. Dan gue mohon banget loe bersedia membantu gue. “
“ Sakit..sakit, ya sakit lah. Sekarang loe ceritakan dulu sebenarnya apa yang terjadi. “
“ Loe mau kan ikut audisi bintang remaja 2010 menggantikan gue. Loe tau kalau lusa gue akan ke Singapur. Gue sebenarnya gak ingin ikut ke sana tapi… bokap gue maksa. Karena setelah lulus nanti gue akan melanjutkan sekolah di sana. Aku mohon, loe bersedia menggantikan gue dan menjadi wakil dari sekolah kita. Hadiahnya kalau menang, akan mendapatkan tiket ke London, Inggris. “ minta Kyra dengan memandangku penuh harap.
“ Apa ? gue harus ikut kegiatan seperti itu. Kenapa gak yang lain aja sih ? “
“ Gak ada yang cocok lagi selain loe. loe pernah mengikuti modeling, loe juga termasuk murid yang berprestasi serta goodlooking. Loe taukan acara pencarian Putri Indonesia atau Miss Universe. Seperti itu audisinya. Dan gue juga gak punya banyak waktu lagi untuk mencari pengganti. Kebanyakan teman-teman kita pada liburan, sedangkan audisinya akan dimulai 3 hari lagi. Please. Mau ya ? “
“ Walau hadiahnya ke London sekali pun, gue gak akan mau. Titik. ?” Kataku sambil memalingkan muka.
“ Katanya loe ingin menunjukan kepada nyokap sama bokap loe kalau loe adalah anak yang berbakat dan bisa membanggakan mereka. Loe juga pengen kalau mereka lebih bisa meluangkan waktunya buat loe. Gue yakin, Dine.. orang tua loe akan bangga kepada loe dan akan lebih meluangkan waktunya. Dan loe juga bisa mengisi waktu liburan loe dengan hal-hal yang bermanfaat, bukan ? Gue mohon loe mempertimbangkan lagi. Akan gue tunggu sampai besok.” Jelas Kyra dengan nada rendah sambil melangkah pergi.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar