Blogger Backgrounds

Selasa, 06 September 2011

my second "CERPEN"_the sequel 1


Semalaman ini aku tidak bisa tidur memikirkan tentang pemintaan Kyra tadi. Aku bingung apakah aku harus ikut audisi itu atau tidak ?. Karena jam telah menunjukkan jarumnya tepat 23.00 WIB. Dan kedua mataku sudah mulai lelah. Aku pun memutuskan untuk memejamkan mataku.
                Keesokan paginya aku pun terbangun dengan wajah bingung, saat aku telah memejamkan mataku, kiranya aku bisa melupakan permintaan Kyra untuk sesaat. Namun, hal tentang audisi dan hadiahnya tetap tertuang dalam kepalaku dan memenuhi seluruh alam bawah sadarku.
                Entah ada angin apa, setelah aku melihat ponselku yang terletak di samping tempat tidurku, langsung saja aku mengambilnya dan menelepon Kyra. Padahal waktu masih menunjukan pukul 07.00 WIB. Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya ada suara cewek yang mengangkat teleponku.
                “ Halo Dine, ada apa ? kok pagi-pagi gini loe udah nelpon gue ? “ Tanya Kyra.
                “ Ha.. ehh…” Akupun bingung apa yang harus ku katakan.
                “ Jangan.. jangan.. loe mau terima tawaran gue ya. Please katakan iya. “ Tebaknya dengan nada senang.
                “ Aduh.. gimana ya. Ok lah, loe benar. Gue terima tawaran loe. “ Kataku dengan sedikit rasa malu.
                “ Aduh, gue senang banget, Dine. Thanks ya. Thanks….. Gue akan support dan berdoa yang terbaik buat loe. Supaya loe bisa menang. Amin . oh ya, kalau bisa ntar siang kita ke tempat audisi itu ya untuk lihat-lihat. “
                “ Eh.. ok lah, atur aja.”
                “ Ok deh, sampai ketemu ntar siang ya. Sekali lagi makasih ya, Dine. Loe memang teman yang paling…. baik. “ Puji Kyra.
                “ Ouh, jadi selama ini gue kurang baik gitu. “ tanyaku meledek.
                “ Haha.. gak kok. Always. “
                “ Ok lah kalo begitu, sampai nanti siang.” Kataku memutus pembicaraan.
                Pelaksanaan audisinya akan dilaksanakan besok, tapi lagi-lagi aku bingung apa yang harus aku persiapkan. Aku tau kalau kesempatan untuk menang sangatlah tipis. Kemarin aja saat aku ke tempat audisi, yang ikut audisi aja banyak, kira-kira 30 orang dan tampang mereka cantik-cantik apalagi teman Kyra yang bernama Brianna itu. Aku rasa dia yang paling cantik diantara yang lain apalagi kalau dibandingkan denganku, udah muka  Brianna seperti bule, tinggi lagi. Aku jadi pesimis.
                Lagi, lagi suara deringan ponselku membangunkan lamunanku. Membuatku terlihat seperti orang yang linglung. Aku pun melihat siapa yang meneleponku. Dan rupanya mama yang menelpon.
                “ Halo, ma. Ada apa ?” Tanyaku.
                “ Apa kabar sayang, maaf mama baru bisa nelpon hari ini. Soalnya …..”
                “ Ya, Andine tau kalau mama sibuk. Tenang aja Andine baik-baik aja kok.” Kataku dengan cepat memotong percakapan mama.
                “ Ya, bagus lah kalau kamu baik-baik aja. Oh ya, katanya kamu ikut audisi pencarian bintang remaja ya. Kenapa kamu gak bilang sama mama ?”
                “ Mama tau darimana ? Ya, Andine juga lupa mau bilang sama mama. Coba kalau mama gak nelpon mungkin mama gak bakalan tau apa yang terjadi selama ini sama aku. Ya Andine ikut audisi ini cuma iseng-iseng aja kok. Soalnya gak ada kegiatan gitu.” Kataku dengan nada agak ditekan.
                “ Mama tau dari Kyra. Maafkan mama ya, Dine. Papa dan mama janji, besok akan datang untuk melihatmu. Kami juga bangga kamu bisa ikutan audisi itu. Mama selalu berdoa yang terbaik untukmu sayang. “
                “ Ok, Andine akan tunggu janji mama dan papa. “ jawabku dengan pengharapan yang besar kalau mama dan papa akan datang untuk melihatku.
                “ Baiklah, sayang. Nanti malam mama akan nelponmu lagi. Semoga sukses sayangku. Mama kangen dan sayang banget samamu, Dine “
                Aku berharap apa yang dikatakan mama tadi adalah sebuah kebenaran. Aku berharap sekali orang tuaku bisa menepati janjinya untuk melihatku dan men-supportku di audisi besok. Aku ingin sekali mereka meneriakan namaku dengan sekuat-kuatnya hingga menggema di seluruh penjuru gedung sehingga semua orang tau kalau mereka adalah orang tuaku.
                Dan aku ingin sekali sahabat-sahabatku datang mendukung dan melihatku. Walaupun aku tau, mereka semua gak akan datang. Namun, seuntaian doa mereka sudah cukup bagiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar